Sabtu, 24 April 2010

Onani Teologis : Tanggapan Atas Kritik Terhadap Atheisme dan Panteisme

Diskusi ketuhanan yang terjadi pada sementara kalangan; yakni dunia Barat. Kiranya hanya berupa luapan kekesalan dan emosi terhadap “perlakukan agamawan” yang berkolaborasi dengan “penguasa”. Apa yang dipikirkan oleh para “pemikir durjana pembunuh Tuhan” itu hanyalah semacam bentuk pelarian. Sebab masalah yang mereka hadapi begitu kompleks (dari sisi konsep). Disamping itu, mereka pun mendapat “perlakuan” yang tidak manusiawi oleh “Orde Kegelapan Gereja” (baca: Inkuisisi).

Mengenai kisah Adam-Hawa, seputar “sujud penghormatan” bisa kita lihat bukan sekedar “apa dan bagaimana” ihwal penyembahan. Tapi lebih kepada, “mengapa” dan “untuk siapa”. Maksudnya, mengapa Adam harus sujud dan untuk siapa sujud itu? Mahasiswa Program Studi Filsafat tentu paham betul tentang pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Saya pikir, haram-nya sujud (kepada selain aLLoH) yang ditetapkan oleh para fuqoha dan ulama ahlu hadith juga tidak salah. Karenanya, Aqidah kita berbicara tentang hak dan haq secara bersamaan. Hak dalam arti sesuatu yang pantas dimiliki. Hak dalam arti kebenaran dan realitas secara sekaligus.

Hak yang dalam aqidah islam adalah hak tawhid. Hak kepada aLLoH. Hak yang haq (benar dan real). Seperti inilah kita merumuskan keyakinan, sumber ilmu, realitas akhir dan kebahagiaan. Tanpa tawhid, maka semuanya bathil. Itu berarti tidak benar sekaligus tidak real! Mungkin dari sinilah sumber paradoks itu. Paradoks yang menyebabkan sekaligus menimbulkan kebingungan. Kemudian muncullah peng-ada-ada-an atau yang biasa disebut bid`ah. Bid`ah dalam aqidah, ibadah, muamalah, dan segala hal. Setiap bid`ah adalah kesesatan. Setiap kesesatan tempatnya di neraka. Kullu bid`atin dlolalah, kullu dlolalatin fin Naar.

Atheisme, pantheisme atau apapun, jika melakukan bid`ah atau ilhad (penyimpangan) ia disebut al-bathil. Sebab al-haq itu ahad (Esa). Meski dengan akal terbaik dan niat terbaik, tanpa bimbingan wahyu, manusia akan tersesat. “Telah aku tinggalkan dua perkara, tidak akan tersesat selamanya orang-orang yang berpegang kepada keduanya; kitabuLLoH dan sunnah RosuluLLoH”.

(Empiris.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar