HUSNUDZ-DZON ADALAH KUNCI SUKSES
HUSNUDZ-DZON ADALAH KUNCI SUKSES
“Sesungguhnya Waliku adalah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al
Qur’an) dan Dia memberikan walayah kepada orang-orang yang sholeh”.
QS:7/197.
Allah Rabbul ‘Alamin adalah Pentarbiyah hamba-Nya yang sholeh, meski
terkadang dengan jalan tidak mudah difahami oleh setiap hati. Terkadang
salik harus mencicipi kubangan kehidupan, bahkan tenggelam dalam
kehinaan, namun itu tujuannya untuk menghancurkan egoistis dan sombong
bawaan. Dengan itu supaya jiwa tumpul menjadi tajam, supaya hati mati
punya perasaan. Supaya di dalamnya terbit keyakinan bahwa Allah adalah
yang membagi kehidupan. Sebab, orang yang tidak mengenal keburukan
terkadang cenderung lebih mudah terperangkap dalam berbuat kejahatan.
Namun ketika saatnya salik harus melakukan benah-benah diri,
membersihkan jiwa raga dari segala dampak dosa yang mendinding matahati,
maka orang yang lupa harus dingatkan, diangkat dari kubangan kehidupan
meski dengan sabetan cambuk fitnah dan musibah yang didatangkan. Bahkan
melewati penderitaan panjang seakan tidak berkesudahan, mendaki tanjakan
dengan seluruh kemampuan hingga seakan nafas menjadi nggos-nggosan. Itu
harus dilakukan, oleh karena manusia telah bersenang-senang duluan,
maka dia harus bersusah-susah kemudian.
Adalah manusia, tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dari akibat
yang telah diusahakan, sedangkan Allah sedikitpun tidak berbuat zalim
dalam segala kehendak dan penciptaan, itulah sunnah dalam kehidupan,
tidak akan mengalami perubahan sejak kehidupan digelar sampai akhir
zaman. Oleh karenanya jangan ada yang suka menyakiti hati orang apabila
dikemudian hari tidak ingin mendapatkan kesakitan.
Namun demikian, diakhir perjalanan Allah akan menurunkan pertolongan
kepada hamba-Nya yang beriman dan menyelamatkan kepada orang yang
dikehendaki dari kubangan kehidupan yang menenggelamkan : “Kemudian Kami
selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah
menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang
beriman”(QS.Yunus(10);103).
Adapun hikmah yang bisa didapatkan, maka jiwa yang asalnya bodoh
menjadi cerdas karena telah mendapatkan pembelajaran, itu manakala salik
mampu menapak kehidupan dengan pandangan matahati yang cemerlang dan
tembus pandang.