Kamis, 21 Juni 2012

HUSNUDZ-DZON ADALAH KUNCI SUKSES


HUSNUDZ-DZON ADALAH KUNCI SUKSES
“Sesungguhnya Waliku adalah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia memberikan walayah kepada orang-orang yang sholeh”. QS:7/197.
Allah Rabbul ‘Alamin adalah Pentarbiyah hamba-Nya yang sholeh, meski terkadang dengan jalan tidak mudah difahami oleh setiap hati. Terkadang salik harus mencicipi kubangan kehidupan, bahkan tenggelam dalam kehinaan, namun itu tujuannya untuk menghancurkan egoistis dan sombong bawaan. Dengan itu supaya jiwa tumpul menjadi tajam, supaya hati mati punya perasaan. Supaya di dalamnya terbit keyakinan bahwa Allah adalah yang membagi kehidupan. Sebab, orang yang tidak mengenal keburukan terkadang cenderung lebih mudah terperangkap dalam berbuat kejahatan.

Namun ketika saatnya salik harus melakukan benah-benah diri, membersihkan jiwa raga dari segala dampak dosa yang mendinding matahati, maka orang yang lupa harus dingatkan, diangkat dari kubangan kehidupan meski dengan sabetan cambuk fitnah dan musibah yang didatangkan. Bahkan melewati penderitaan panjang seakan tidak berkesudahan, mendaki tanjakan dengan seluruh kemampuan hingga seakan nafas menjadi nggos-nggosan. Itu harus dilakukan, oleh karena manusia telah bersenang-senang duluan, maka dia harus bersusah-susah kemudian.

Adalah manusia, tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dari akibat yang telah diusahakan, sedangkan Allah sedikitpun tidak berbuat zalim dalam segala kehendak dan penciptaan, itulah sunnah dalam kehidupan, tidak akan mengalami perubahan sejak kehidupan digelar sampai akhir zaman. Oleh karenanya jangan ada yang suka menyakiti hati orang apabila dikemudian hari tidak ingin mendapatkan kesakitan.

Namun demikian, diakhir perjalanan Allah akan menurunkan pertolongan kepada hamba-Nya yang beriman dan menyelamatkan kepada orang yang dikehendaki dari kubangan kehidupan yang menenggelamkan : “Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”(QS.Yunus(10);103).

Adapun hikmah yang bisa didapatkan, maka jiwa yang asalnya bodoh menjadi cerdas karena telah mendapatkan pembelajaran, itu manakala salik mampu menapak kehidupan dengan pandangan matahati yang cemerlang dan tembus pandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar