Selasa, 28 Agustus 2012

Bersihkan Diri Dari Kekotoran dan Dosa

Rosullulloh SAW bersabda; “Ummat kami akan terpecah menjadi 73 (Tujuh Puluh Tiga) golongan dan semuanya akan masuk neraka kecuali satu yakni Ahli Sunnah wal Jama’ah". Apa yang menjadi penyebabnya? Mereka semua tidak bisa membersihkan diri dari musyrik kepada Alloh dan tidak mengakui Nabi Muhammad SAW adalah utusan Alloh.
Oleh karenanya marilah kita bersihkan diri kepada Alloh dengan 3 jalan :
  1. Bersihkan diri secara ’aqidah (dalam berkeyakinan kepada Alloh). Gagal imannya meski masih ada keraguan dalam hati tentang keyakinan terhadap Alloh.
  2. Bersihkan secara ‘ubudiyyah (dalam beribadah). Gagal ibadahnya bila melakukan sesuatu tanpa disertai ilmu agama. Rasa diri ahli ibadah, ziarah ke para wali di tiap tempat, ternyata meminta kepada wali.
  3. Bersihkan hati dari kotoran dan dosa.
Manajemen manusia ada 3 :
  1. Manajemen jasad. Tidur malam hari, kerja siang hari. Jangan dibalik yang akhirnya akan celaka.
  2. Manajemen qolbu. Merancang hati, bagaimana caranya supaya sikap kita berbuat baik kepada orang lain? Jika ada orang yang menghina kita, lekaslah baca “Alhamdulillah” apa sebabnya? Sebab kita tidak akan tahu kekurangan & kejelekan diri kecuali ditemukan oleh orang lain maka kita harus membaca “Alhamdulillah” dengan datangnya hinaan itu kita jadi tahu kekurangan diri.
  3. Manajemen interaksi antara diri dengan Alloh (ibadah)
Alloh Maha Bersih dari segala rupa kejelekan dan sangkaan orang kafir yang berprasangka bahwa Alloh mempunyai anak (Nabi Isa) dan isteri (Siti Maryam). Padahal Alloh Maha Bersih dari segala rupa prasangka jelek dari makhluk-Nya.
Alloh SWT berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 23; "Dialah Alloh yang tiada tuhan selain Dia, Raja yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengkaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan"

FLUKTUALISASI IMAN


090506 - 06 Fluktuasi Iman - 01
"Iman itu bertambah dengan banyak melakukan taat dan berkurang karena melakukan maksiat" (Tafsir al-Baidhowi, jilid 1 hal. 380).
  
Ulama berbeda pendapat mengenai iman, apakah iman itu bisa bertambah dan berkurang atau tidak. Menurut sependapat bisa bertambah dan berkurang, menurut pendapat lain tidak bisa bertambah dan berkurang.

Ulama yang berpendapat bahwa iman bisa bertambah dan berkurang berdasarkan kepada dalil-dalil berikut ini :
1. Dalil al-Quran, diantaranya surat al-Anfal ayat 2 :

 090506 - 06 Fluktuasi Iman - 02 anfal 2
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Alloh maka gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal".

Imam Bukhari dan imam lainnya menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa iman bisa bertambah dan saling mengungguli dalam hati.
2. Sebagian besar ulama mengidentikkan iman dengan taat, berdasarkan kepada hadits Rosululloh SAW :
090506 - 06 Fluktuasi Iman - 03 hadits
"Iman itu mempunyai 77 pintu, pintu yang paling atas adalah ucapan "Laa Ilaaha Illalloh" dan yang paling rendah adalah membuang duri dari jalan, dan malu itu merupakan cabang dari iman" dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim. (Tafsir Khozin, Juz 1 hal. 8).

Dengan demikian menurut pendapat pertama, pengertian iman di sini bukan kepada pokok utama dari iman itu sendiri, melainkan kesempurnaan amal, sebab derajat bertambahnya keimanan seseorang diukur dengan banyaknya melakukan amal baik. Sebaliknya kurang iman karena kurangnya melakukan amal baik, bahkan melakukan maksiat. Naudzubillahimindzalik. Karena itu iman bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan ketaatan orang tersebut.
Pendapat kedua yang menyatakan bahwa iman tidak bisa bertambah dan berkurang mempunyai alasan dalam beberapa kitab dijelaskan, Iman adalah :
090506 - 06 Fluktuasi Iman - 04
"Membenarkan dalam hati kepada segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW". (Syarah Safinatunnaja hal.8)

Berarti kalau iman berkurang maka kedudukan tashdiq (membenarkan) berubah menjadi syak (ragu-ragu). Perubahan kedudukan ini menyebabkan seseorang menjadi kafir, karena tidak ada perantara antara iman dengan kafir.
Dari dua pendapat tersebut yang diunggulkan adalah pendapat yang pertama, sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Ibrahim Al-Bajuri dalam kitab Jauharut Tauhid hal. 31 :
090506 - 06 Fluktuasi Iman - 05
"Dan merupakan pendapat yang diunggulkan yaitu iman manusia bertambah dengan bertambahnya ketaatan kepada Alloh SWT".

Setiap Muslim diharuskan untuk senantiasa menjaga kesempurnaan iman yang tertancap di dalam hati dengan melakukan berbagai amal baik, sebab apabila iman terus dipupuk maka iman akan bersinar dan sinarnya memancar ke seluruh anggota tubuh pemiliknya, mata, tangan, kaki dan sebagainya.
Iman yang telah terpancar ke seluruh tubuh maka setiap anggota tubuh terasa berat untuk melakukan maksiat kepada Alloh SWT.
090506 - 06 Fluktuasi Iman - 06
"Iman yang telah tertancap dalam hati seorang Mukmin, bagaikan sebatang pohon yang mempunyai beberapa tangkai".
Mudah-mudahan Alloh SWT. selamanya melimpahkan kekuatan kepada kita semua, untuk bisa meningkatkan keimanan dengan melakukan berbagai amal baik, amiin.